Benarkah Bumi Itu Datar?

Cermis.id – Penganut teori bumi datar menyebut mereka sebagai kaum tercerahkan. Pelajaran di sekolah yang selama ini menegaskan bentuk bumi bulat disebut sebagai bentuk konspirasi global.

Seungguhnya teori bahwa bentuk bumi bulat baru diterima pada abad pertengahan. Hanya saja Galileo membantah sangkaan itu dan menyebut bumi sebagai pusat tata surya.

Memasuki pertengahan 1800-an, Samuel Rowbotham menjadi salah satu tokoh sentral dengan konsep bumi datarnya. Hipotesis modern yang diusung menjadi pijakan para penganut paham bumi datar hingga kini.

Melalui sebuah buku setebal 430 halaman berjudul Earth Not a Globe, Samuel menguraikan pandangannya berdasarkan sistem Rowbotham atau  "Astronomi Zetetis", dimana bumi adalah sebuah cakram datar yang berpusat di Kutub utara dan dikelilingi oleh dinding es Antartika. Sementara matahari dan bulan berjarak sekitar 4800 km (3000 mil) dan kosmos berjarak 5000 km (3100 mil) di atas bumi

Kajian kaum bumi datar atau flat earth tidaklah main-main. Mereka tak mengumbar teori yang diyakini benar secara serampangan. Eksistensi mereka pun tenar kala unggahan demi unggahan di YouTube mampu memberi persepsi baru kepada umat manusia akan teori yang diusungnya. Argumentasi dan landasan ilmiah benar-benar mampu mengguncang fondasi ilmu pengetahuan. Bahkan penganut teori bumi datar berani memberi surat tantangan terbuka kepada ilmuwan dan berani meruntuhkan anggapan yang selama ini telah diyakni bahwa bumi bulat.

Peta bumi datar

Gambar Bumi Palsu dan Satelit Itu Hoaks

Penganut paham flath earth meragukan program luar angkasa yang selama ini menjadi kebanggaan Amerika Serikat. Mereka menilai program luar angkasa adalah hoaks terbesar sepanjang masa yang kebenarannya penuh tanda tanya. Foto-foto bumi yang diklaim diambil oleh NASA, bagi kaum bumi datar hanya sebuah rekayasa foto.

Keberadaan satelit juga turut dipertanyakan olehnya. Menurut penganut paham bumi datar, sinyal alat telekomunikasi maupun citra berupa maps tidak diambil dari satelit. Itu adalah hasil dari menara BTS dan tidak ada hubungannya dengan satelit.

Penganut bumi datar juga percaya semua gambat satelit yang ditampilkan oleh NASA hanyalah rekayasa gambar CGI.  Semua dilakukan dengan apik untuk mengelabui umat manusia. Seperti proses pengambilan gambar pada pesawat ulang alik, video-video itu direkam dalam penerbangan dengan lintasan parabolic atau kerap dikenal dengan pesawat terband gravitasi nol (zero-G).

Tentu saja penerbangan parabolik memang ada dan kadang-kadang dipakai untuk melatih astronot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam suasana gravitasi renik (mikro). Pada dasarnya, penerbangan demikian adalah ketika pesawat dijatuhkan secara terkendali sehingga orang-orang di dalamnya "mengambang".

Penampakan Antartika

Tembok Es di Antartika

Untuk suatu model Bumi datar, dunia ini berbentuk cakram dengan Kutub Utara di tengahnya. Cincin di tepiannya adalah tembok es yang mengelilingi lingkaran 'cakram' Bumi. Nah, cincin itulah yang disebut Kutub Selatan (Antartika).

Jika dimisalkan sebuah piza, maka Antartika adalah bagian roti tebal di tepiannya. Tembok es itu dimaksudkan agar samudra-samudra Bumi tidak bocor ke sisi lain di antah berantah.

Ada banyak teori, mulai dari spekulasi ilmiah hingga fanatisme agama. Salah satunya adalah klaim bahwa tembok es Antartika dikelilingi oleh samudra lain. Di luar sana ada "benua terlarang, yaitu Antichtone".

Samuel Rowbotham menyerah melakukan tebakan dan dengan enteng mengatakan, "Pemahaman manusia terhalang oleh es abadi tak tertembus, membentang lebih jauh daripada yang dapat dilihat mata atau teleskop dan tersesat dalam bayangan atau kegelapan."