Cerita Sebelumnya: Istri Saya Seorang Parakang X

Cermis.id- Aru dan Mapta telah bersama dalam suatu ruangan di rumah Ibu Mapta. Bajo dan Aru sampai sebelum malam di desa Mapta. Untunglah di masa-masa genting itu, Nenek Male datang membantunya. Entah seperti apa caranya, Nenek Male lah sang penolong itu. Jika tak ada dirinya, Aru dan Bajo tidak akan mungkin bisa keluar dari desa berbahaya itu.

***

"Saya tidak pernah mengetahui ada desa itu. Saya berkali-kali mengunjungi tetangga desa, tapi tak pernah bertemu desa itu," ungkap Aru.

"Kau dengar sendiri kan apa yang Nenek Male katakan tadi. Tidak mungkin ada yang bisa menemukan desa itu kecuali mereka yang memiliki kaitan, maksudnya yang memiliki kepentingan dan perlindungan khusus dari leluhurnya," balas Bajo.

"Nenek Male memberikan kain ini tadi. Katanya ada isinya dan saya dilarang buka kecuali bersama dengan Mapta. Nenek Male sepertinya ingin membuat saya segera bertemu dengan Mapta."

"Begitulah Aru, makanya jangan menghindari Mapta. Kau sedang mengandung anak dan bayi itu tanggung jawab kalian berdua."jelas Bajo sembari terus menghubungi Mapta untuk menanyakan keberadaannya saat ini.

"Dia tidak mungkin menerima saya. Ibunya dan keluarga Mapta yang lain pasti sudah takut dengan parakang ini. "Mapta, istrimu adalah seorang parakang". Ah, ini memang salah saya. Sejak awal, seharusnya kita tidak menikah."

Langit semakin pekat, Aru dan Bajo telah sampai di perbatasan, di antara Desa Mapta dan Desa Aru namun Mapta belum ada kabar samasekali. Di pinggir jalan. anak-anak telah ramai melafalkan bacaan Al-Qur'an sambil memainkan peci bersama teman-temannya, mereka berlarian menuju masjid.

"Tidak ada Parakang keturunan Aru, kecuali kalau ilmu itu sengaja diturunkan oleh Ibumu," kata Bajo.

"Iya, tapi kalau tidak diturunkan akan ada tumbal Bajo," wajah Aru semakin merah, mulut dan sekujur tubuhnya bergetar. Dia tumbang setelah kata terakhir keluar dari mulutnya dan segera Bajo membawanya ke rumah Ibu Mapta.Itu adalah tempat terdekat.

Di sana sudah ada Mapta rupanya, teleponnya hilang saat keluar dari Desa berbahaya tadi. Untung, dia juga diselamatkan oleh Nenek Male. Mereka bertiga diselamatkan oleh Nenek Male.

Mapta terkejut melihat Aru sudah tak sadarkan diri. Mereka sama-sama keheranan. Mapta heran mengapa Aru dan Bajo bersama-sama. Bajo juga heran, Mapta telah berada di rumah Ibunya. Mereka kemudian memboyong Aru ke kamar Mapta.

"Kau adalah saudaraku, kau menyelamatkan hidup kami Bajo," kata Mapta sambil menatap Aru yang terbaring, belum sadarkan diri di atas kasur Mapta.

"Perjalanan ini masih memiliki banyak teka-teki, Mapta. Sepertinya pencarian belum selesai, tapi...tapi ya sudah kita menunggu Aru sadarkan diri dulu. Perlahan, akan kita temukan jawabannya."

Bersambung