Cermis.id - Hampir diantara kita semua tentu pernah menjalin hubungan asmara dengan lawan jenis bukan? Menjalin hubungan asmara merupakan sebuah hal yang wajar bagi sebagian besar orang, terlebih untuk kita yang sudah memasuki usia dewasa. Cerita tentang hubungan asmara antara dua insan lawan jenis memang selalu menarik untuk didengarkan.

Akan tetapi, bagaimana jika ternyata yang menjalin asmara adalah dua insan yang bukan hanya lawan jenis saja? Melainkan juga lawan dunia? Yang satu hidup di dunia nyata yang satu hidup di dunia kasat mata. Menarik.

Mendengar kisah antara dunia yang berbeda dengan dunia keseharian kita memang sangat menarik untuk disimak, terlebih jika cerita tersebut merupakan cerita jalinan asmara.

Tidak bisa dipungkiri jika keberadaan akan mahluk halus masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi masyarakat Indonesia. Sampai saat ini, ditengah berkembangnya industri 4.0, masyarakat Indonesia masih mengakui akan keberadaan makhluk tak kasat mata serta masih yakin jika makhluk tersebut memiliki kemampuan bmelasa kukan tujuan tertentu.

Berbicara tentang kisah asmara serta dunia tak kasat mata, kisah percintaan antara kaum manusia dengan kaum Jin masih ramai dan menarik untuk diperbincangkan. Terkait dengan hal tersebut, terdapat satu kisah yang sangat menarik untuk kita kupas bersama-sama.

Cerita mengenai hubungan asmara manusia dengan makhluk tak kasat mata ini terjadi di Sragen, Jawa Tengah. Kebetulan saya memang putri daerah Sragen, sehingga cerita ini cukup familiar saya ketahui.

Kisah percintaan dengan mahkluk halus ini dialami oleh seorang pria bernama Suprapto dengan mahkluk halus. Menurut kabar yang beredar luas di masyarakat, Suprapto menghamili sesosok makhluk halus bernama Sri Wahyuningsih.

Dikabarkan keduanya bertemu di sebuah momen dan akhirnya saling jatuh cinta.
Pertemuan antar keduanya terjadi di Pasar Malam. Banyaknya orang yang berkunjung di pasar malam saat itu, tetap membuat Suprapto hanya jatuh cinta dengan satu gadis saja, yang mana gadis tersebut tidak lain adalah Sri Wahyuningsih.

Layaknya orang yang sedang memadu kasih, mereka berdua sudah seperti suami istri, mereka akhirnya melakukan hubungan badan. Pada suatu hari, Sri mengaku jika dirinya telah hamil. Sebagai seorang laki-laki yang bertanggung jawab, Suprapto membawa Sri ke bidan terdekat.

Setalah dilakukan pemeriksaan, diketahui jika Sri telah hamil dan usia kandungannya sudah masuk pada bulan ketiga. Karena pada dasarnya memang jatuh cinta, maka Suprapto berani mempertanggungjawabkan perbuatannya, dan akhirnya memutuskan untuk menikahi gadis pujaan hatinya, yaitu si Sri.

Karena sudah mau menikah, maka Suprapto berniat ke rumah Sri. Sri kemudian memberikan alamat rumahnya kepada Suprapto. Tanpa berfikir panjang, Suprapto dan keluarganya langsung bersiap untuk datang ke rumah Sri.

Akan tetapi, kenyataan sangat mengejutkan. Alamat yang diberikan Sri kepada Suprapto sangat janggal. Bagaimana tidak, di alamat tersebut tidak ada rumah, yang ada hanyalah sebuah pohon besar serta sebuah sumur.

Hingga akhirnya, semuanya mencari keberadaan Sri yang sebenarnya, Suprapto dan keluarganya kembali menuju bidan tempat keduanya memeriksakan kandungan. Aneh bin ajaib. Bidan mengatakan tidak pernah dan tidak ada seorang pasien yang bernama Sri yang pernah kemari. Karena tidak mau dituduh yang tidak-tidak, bidan pun memberikan catatan medis data pasiennya. Dan benar, tidak ada yang bernama Sri dalam catatan itu.

Hingga akhrinya, kisah tersebut menyebar ke masyarakat luas sampai terdengar kepada orang yang memiliki keahlian spiritual. Orang tersebut mengatakan, bahwa benar adanya pohon tersebut memiliki penunggu. Dan lain tidak lain, penunggunya adalah Sri tersebut.