Cermis.id - Seusai rombongan saya pulang dari obyek wisata Bumi Perkemahan (Buper) Iputan di kaki Gunung Ciremai. Kami lalu beranjak dan hendak pulang menuju Jakarta. Namun, karena hari masih siang dan cuaca terlihat mendung, kami pun berencana singgah di tempat pemandian Telaga Nilam yang terletak di Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jadilah Telaga Nilam tujuan rombongan kami berikutnya sebelum melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

Mengendarai 3 mobil, rombongan saya melintas di Desa Kaduela. Namun, tiba-tiba mobil Chevrolet warna putih menabrak sebuah deker kecil di pinggir jalan. Saat itu, kawan kami yang bernama Budi mengendarai mobil Chevrolet berusaha menghindari sebuah lubang genangan air. Lalu ban mobil itu pecah dan masuk ke dalam parit aliran air warga.

Beberapa warga yang ada di sekitar lokasi datang membantu mengeluarkan ban mobil dari parit. Praktis mobil tersebut tak bisa jalan akhirnya harus diderek menggunakan mobil dari bengkel resmi Chevrolet. Warga yang datang membantu mengeluarkan mobil, mengingatkan bahwa di Jalan Kaduela yang sempit itu punya aturan yang tidak tertulis saat kendaraan melintasi jalan yang berkelok yang hanya cukup dilewati satu mobil itu. Jika melewati jalan tersebut pengendara menurut dia, harus menyalakan klakson kendaraan.

Bunyi klakson kendaraan bukan saja karena khawatir ada kendaraan lain yang datang dari arah depan. Tetapi karena wilayah tersebut punya energi lain, di mana para makhluk halus yang menghuni di sekitar akan merasa tersinggung dan kerap didapati hal-hal aneh seperti mobinya macet hingga menabrak pepohonan.

"Kalau lewat jalan sini mas, harus bunyikan klakson, permisi pada penunggunya (makhluk halus)," kata seorang warga.

Sekitar 300 meter dari kecelakaan kecil itu, terdapat sebuah pemakaman keramat yang ramai dikunjungi para warga dari berbagai daerah. Letak pemakaman itu, sekitar 100 meter dari jalan raya lengkap dengan pos dan pemandunya. Pemakaman keramat itu namanya Makam Prabu Jenggala Manik.

Saat saya masuk menuju makam Jenggala Manik, tempat ini terlihat bersih di sekitarnya ditanami bunga dan beberapa pepohonan besar. Di samping kanan jalan terdapat beberapa kuburan tua berjejeran dan ratas di atas tanah. Namun dua kuburan lainnya dibuatkan sebuah bangunan semi permanen mengitarinya, kemudian atapnya ditutupi jaring warna hitam.

Kuburan itu terlihat lebih tinggi sekitar 50 sampai 100 centimeter berbentuk undak-undak dan ditumbuhi lumut warna hijau hampir di seluruh makam. Di area sekitar juga terlihat bersih dan rapi. Di samping dua kuburan itu, ada juga sebuah bangunan aula yang cukup besar tersambung langsung dengan dua makam. kuburan inilah diyakini tempat peristrahatan terakhir Prabu Jenggala Manik.

Setelah melihat-lihat makam, saya pun kembali ke pos jaga. Di sana ada beberapa orang yang sedang merenovasi pos jaga tepat di bawah bambu kuning yang rindang. Pada mereka saya pun mengorek-ngorek informasi tentang makam Jenggala Manik.

Seorang pria paruh bayah dengan gergaji di tangan kanannya, menceritakan tentang mistik dan ritual yang sering dilakukan masyarakat di Makam Jenggala Manik.

Banyak warga yang datang berkunjung di makam ini, mereka datang untuk melakukan ritual yang sakral menyangkut urusan dunia. Seperti meminta harta kekayaan, sukses dalam bisnis hingga menghilangkan kesialan dalam dirinya dan membuka tabir baru.

"Yang datang ke sini karena banyak masalah menyangkut perusahaannya yang bangkrut, minta kesuksesan dan macam-macam. Tergantung niatnya datang ke sini," ujar pria yang telah berumur sekitar 60 tahun tersebut.

Para pengunjung yang datang, ada yang melakukan puasa terlebih dahulu sebelum mendatangi Makam Jenggala Manik. Waktu puasanya pun cukup beragam, ada yang melakukannya selama 1 hari, juga ada yang berpuasa selama tiga hari berturut-turut. Pengunjung yang datang melakukan ritual tersebut biasanya akan berbuka di makam, penjaga makamnya langsung yang membawakan makanan dan air untuk berbuka. Jika datang dalam keadaan berpuasa dan meminta semua harapan yang diinginkan, maka harapan yang diinginkan disebutnya akan cepat terkabul.

"Biasanya sebelum datang, mereka akan berpuasa selama tiga hari dan hari ketiganya langsung datang di makam. Ya, makanannya tergantung pak, seala kadarnya, saya sering kasih nasi dan air putih saat berbuka," ujarnya.

Warga yang percaya makam jenggala Manik memiliki kekuatan supranatural untuk mengabulkan permohonan mereka. Biasanya mereka datang melakukan ritual ataupun upacara di sana, mereka akan tinggal beberapa hari di makam melakukan ritual dengan khusyuk dibantu dengan penjaga pemakaman.

Mereka yang datang bukan cuma satu atau dua orang tetapi dalam sehari saja ada puluhan orang yang mengunjungi makam. Menurut dia, kunjungan yang paling banyak biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu yang masuk pada hari kliwon. Hari kliwon dipercayai juga akan mempercepat permohonan mereka.

"Sekitar 3 hari yang lalu ada yang pulang, mereka datang nginap di makam selama seminggu."

Dia mengisahkan salah seorang pemuda di desa sekitar pemakaman, dulunya ia sangat rajin datang datang di Makam Jenggala Manik meminta berbagai macam hal termasuk agar sukses. Ia melakukannya bertahun-tahun lamanya datang setiap minggu. Pada saat ia berkeluarga, pemuda tersebut kerap mendapatkan cemohan dari mertuanya karena tak punya pekerjaan tetap alias nganggur. Perlakuan mertuanya itu membuat dia sesering mungkin datang di pemakaman, hingga pada suatu waktu, keajaiban pun datang.

Pemuda tersebut menjadi salah seorang terpandang di desanya dengan harta kekayaan yang melimpah. Ia memiliki usaha mobil yang sudah dibuka di beberapa daerah dan sekarang ia terhitung sebagai orang kaya di desanya. Setelah sukses dalam dunia bisnis, pemuda tersebut kerap mendatangi makam dan memberikan sumbangan untuk membangun beberapa fasilitas di sekitar makam. Seperti membelikan batu bata yang didatangkan langsung dari Sukabumi, membangun toilet, membangun mushola dan beberapa bangunan lainnya.

"Dulu ada pemuda, dia orang sini dan sering datang ke makam. Tiap hari dia sering jadi bahan omongan mertuanya hingga pada akhirnya dia sudah sukses punya usaha mobil di mana-mana. Sekarang mertuanya sudah baik dengan pemuda itu."

Selain itu, warga yang sudah merasakan hasil dari ritual pesugihan di Makam Jenggala Manik, biasanya mereka akan datang kembali dan berterima kasih setelah mendapatkan kesuksesan dan harta yang diinginkan. Pernah datang orang Jakarta ke Makam tersebut dan melakukan ritual, tidak lama setelah itu ia memiliki mobil jenis Mercy dan harta yang banyak.

"Dari Jakarta banyak yang bangkrut, terus datang ngeluh ke sini. Sekarang sudah sukses. Kalau mas melihat mobil Mercy yang ada logo Jenggala Manik di poster mobilnya, orang itu pasti pernah datang ke sini."

Penulis: Ruslan