Cermis.id - Cerita misteri masih menjadi salah satu cerita yang cukup menarik perhatian. Meskipun saat ini kita hidup di zaman yang cukup modern dan canggih, namun kita masih tidak bisa melepaskan diri dari dunia gaib yang ngeri namun asik jika dibicarakan, terlebih soal hantu ataupun makhluk gaib lainnya.

Kalau membahas dunia nyata, ya semua sudah biasa, karena memang itulah kehidupan kita sehari-hari. Namun, bagaimana jika kita melihat ke dimensi lain? Membaca dunia lain yang sama sekali bukan bagian dari kehidupan kita?
Hmmmm rasa-rasanya mengasyikkan ya. Cerita misteri ini bermula ketika saya sedang kuliah di sebuah kampus swasta di Yogyakarta.

Nah sebagai anak rantau yang jauh dari orang tua, maka ngekoslah saya untuk berteduh dari dinginnya malam dan teriknya siang. Sebelum memulai belajar di kota pelajar ini, saya muter-muter bersama dengan Ibu saya untuk mencari kos-kos an.

Satu, dua, tiga, empat belum juga menemukan kosan yang cocok. Di pencarian ke tujuh kalau tidak salah itu saya menemukan sebuah kos-kosan yang berada di dekat persawahan jauh dari keramaian namun tidak jauh dari kampus.

Sebagai orang yang senang dengan ketenangan, ngekoslah saya di kos-kosan tersebut. Oh ya, FYI kos tersebut berada di jalan Kenalan, belakang kampus UMY. Saya cek kamarnya masih bersih, kamar mandinya bersih, lha iya namanya juga bangunan baru.

Kali pertama saya langsung merasa cocok dengan kos-kosan tersebut, lebih lagi lokasinya yang berada di pinggir persawahan membuat saya semakin betah dan mager nantinya.

Oke tanpa lama-lama segera saya mencari informasi terkait dengan pemilik kos mewah (mepet sawah) tersebut. Bertemulah saya dengan pemilik kos, sebut saja pak Bambang namanya. Setelah ibu saya bertanya-tanya, terutama tanya harga, maka tanpa nego lama-lama dapatlah saya kosan pertama di Jogja. Pikiranku langsung berandai-andai, mau kuhias, kubelikan akuarium dan bla bla bla.

Kehidupan anak kosan pun dimulai. Sebulan, dua bulan, tiga bulan dan hampir sembilan bulan tidak ada kejadian aneh, semua berjalan dengan lancar. Air lancar, listrik lancar yang kurang lancar kantong saya.

Memasuki bulan ke sepuluh terjadilah sebuah tragedi yang cukup membuat saya terkejut. Malam itu, teman saya sebut saja Bunga, kesurupan. Sontak saya kaget bukan main, pasalnya sepuluh menit sebelumnya si Bunga itu tadi masih biasa saja, belum ada tanda-tanda menyeramkan pada dirinya. Kok tiba-tiba dia mepet ke belakang pintu dan berteriak sangat kencang.

Satu kosan pun kaget, semua keluar, panik. Kami memanggil bapak kos namun beliau sedang keluar. Akhirnya berbekal ilmu mengaji Al-Quran yang pas-pas an ini kami berenam membacakan ayat suci berharap si hantu Jin ifrit tadi keluar dari tubuh Bunga. Satu jam berlalu  masih tidak ada perubahan, si Bunga masih teriak dan sesekali tertawa cukup kencang. Akhirnya kami memanggil orang pintar datanglah pak Ustadz membawa air putih yang sudah di beri bacaan tertentu. Si Bunga tenang, dan sadar.

Ilustrasi Kesurupan

Keesokan harinya kami menceritakan kejadian ini ke bapak kosan. Namun sebelum bapak kosan melakukan penyelidikan, gantian saya sendiri yang mengalami kesurupan. Sore itu sepulang makan, saya pulang ke kosan, dan bermain game. Menurut penuturan teman saya, saya tiba-tiba menjatuhkan handphone dan menangis sambil tertawa.

Kaget bukan main teman saya, terlebih sore itu hanya kami berdua yang ada, lainnya sedang pergi "makrab" sebutan singkat untuk malam keakraban. Sama seperti malam sebelumnya, bapak kosan juga sedang tidak ada di rumah. Teman saya langsung membawa saya ke masjid terdekat, sepanjang perjalanan, saya hanya tertawa dan menjerit. Sesampainya di masjid, saya didoakan oleh beberapa orang dan keadaan lumayan membaik.

Dibawalah saya ke kosan. Akhirnya penyelidikan dilakukan . Usut punya usut, kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh penebangan pohon belakang kos-kosan. Para penunggu tidak memiliki tempat dan pindah ke tubuh saya dan Bunga. Selain itu, katanya bangunan tersebut belum di selamati sehingga masih banyak arwah ataupun hantu yang bersarang.

Karena tidak ingin kehilangan anak kosan, bapak kos segera mengambil tindakan. Beliau akhirnya mengadakan doa bersama atau masyarakat menyebutnya dengan Yasinan dengan tujuan untuk mengusir arwah yang mengganggu.

Nah kejadian tersebut berlangsung selama satu mingguan. Selama itu hidup saya tidak tenang, kuliah kacau, badan kacau. Tanpa berpikir panjang, saya pindah kosan untuk melanjutkan hidup dengan lebih tenang.