Apakah putri duyung itu benar-benar ada? Ya, beberapa legenda banyak yang memberi catatan akan keberadaannya. Masih sekadar desas desus. Boleh percaya, boleh tidak.

Cermis.id - Putri duyung atau the mermaid masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Sebab, tak sepenuhnya sepakat kisahnya hanya sekadar dongeng dan khayalan belaka.

Pada berbagai belahan dunia, ada banyak versi tentang keberadaan mahluk tersebut. Ada yang menggambarkan sosoknya sebagai putri cantik yang separuh tubuhnya adalah ikan. Ada pula yang melukiskan putri duyung sebagai makhluk dengan rupa yang buruk dan penganggu.

Jika seorang pelaut atau kapal tak sengaja bertemu dengannya, itu bisa jadi alamat sial. Karena makhluk putri duyung kerap risih dan murka jika bertemu dengan orang asing. Makanya, makhluk itu kerap dikaitkan dengan peristiwa alam, seperti banjir, badai, dan kapal karam.

Kisah putri duyung pertama ditemukan di Asiria. Kisahnya mengenai Dewi Atargatis yang jatuh hati kepada seorang gembala, namun terbunuh olehnya. Lantaran malu, Atargatis menceburkan diri ke laut, dan merubah dirinya menjadi ikan. Karena kecantikan sang dewi hanya separuh tubuhnya yang berubah menyerupai ikan.

Atargatis pun dilukiskan sebagai ikan berkepala dan bertangan manusia. Wujudnya mirip dengan Dewa Ea dari Babilonia. Legenda Yunani juga menerangkan, putri duyung berasal dari keluarga Alexsander Agung. Diriwayatkan, bahwasanya adik Alexander, Thessalonike berubah menjadi duyung setelah kematiannya.

Di media sosial, di kanal You Tube keberadaan makhluk putri duyung masih menjadi perbincangan. Beberapa jejak akan keberadaannya diklaim telah dibuktikan. Beberapa peninggalan makhluk itu juga kerap dijadikan bukti akan eksistensinya.

Kisah pertemuan putri duyung dengan manusia juga dibukukan dalam catatan perjalanan Christopher  Colombus. Dalam jurnalnya dia menuliskan bahwa dirinya melihat tiga putri duyung tengah melintasi perairan karibia. Pada catatannya The Diary of Christopher Colombus, 9 Januari, 1493 dikatakan, rupa putri duyung tak secantik dengan apa yang dilukiskan. Namun, Colombus tak menampik wajahnya seperti manusia.

Putri Duyung di Kitab Para Ulama

Penjelasan tentang mahluk laut menyerupai putri dayung juga terangkum dalam beberapa kitab

1. kitab Ajwibah Az-Zurqani, kitab Hasyiyah Al-Bujairimy, kitab Hayaah Al-hayawan dan beberapa pendapat uama kontemporer seperti Ibnu Utsaimin dan Syaikh Shalih Fauzan.

2. Kitab Ajwibah Az-Zarqani adalah kitab yang berisi jawaban-jawaban Az-Zarqani. Az-Zarqani sendiri merupakan ulama besar bermadzab Maliki dan hidup hingga wafat di Kairo.

3. Kitab Hasyiyah Al-Bujairimy atau nama lengkapnya Tuhfah Al-Habib ‘Alaa Syarh Al-Khatiib. yaitu kitab yang menguraikan fiqih madzhab Imam Syafii. Kitab ini dikarang oleh al Syeikh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al Bujairimi al Syafii, atau dikenal dengan nama imam Bujairimi.

Kitab Ajwibah Az-Zarqani menerangkan istilah putri duyung disebut dengan Admiyatul Bahr atau peri laut. Dalam kitab Hasyiyah Al-Bujairimi disebut dengan Banaatul Ruum. Dalam kitab Hayah Al-Hayawaan disebut dengan Insanul Ma’ serta Syaikul Bahr untuk yang jantannya dan Syaikh Fauzan menyebutnya Hurriyyah.

Dalam kitab Hasyiyah Bujairimi jilid 4 halam 230 Ar-Rauyani Asy-Syafi’i bercerita tentang para pelaut;

“Bahwasanya beliau (Ar-Rauyani) jika didatangi oleh nelayan yang membawa ikan dalam bentuk seorang wanita, maka beliau meminta sumpah dari nelayan itu bahwa dia tidak pernah menyetubuhinya” (Tuhfah Al-Habib ‘Alaa Syarh Al-Khatiib 4/325)

Dalam Kitab Hayaah Al-Hayawan jilid 1 halaman 46,

“Manusia laut adalah hewan yang menyerupai manusia, namun dia memiliki ekor. Al-Qazwaini berkata: ‘Ada seseorang yang datang membawa hewan ini di zaman kami dengan bentuk yang telah kami sebutkan’. Dan disebutkan: Sesungguhnya di laut Syam di beberapa waktu ada hewan yang bentuknya menyerupai bentuk manusia dan dia memiliki jenggot yang putih, mereka menamainya dengan ‘Syaikh Al-Bahr’. Jika dia dilihat oleh manusia maka mereka senang.” (Hayaah Al-Hayawaan 1/46)

Mengenai fisik, ceritanya putri duyung merupakan hewan yang mirip dengan wanita dan cantik. Hal ini juga diterangkan dalam kitab Hasyiyah Al-Bujairimi jilid 4 halaman 230.

“Banaat Ar-Ruum adalah ikan di laut yang menyerupai wanita. Dia memiliki rambut yang terurai panjang. Warnanya condong ke coklat-coklatan, memiliki farj (kemaluan) dan payudara. Dapat berbicara namun tidak dapat dipahami, mereka tertawa dan terbahak-bahak. Terkadang ikan ini tertangkap oleh para pelaut kemudian dinikahi dan dikembalikan lagi ke laut” (Tuhfah Al-Habib ‘Alaa Syarh Al-Khatiib 4/325)