Ifrit Mengingkari Janji pada Ki Blendo Jin Penunggu Kampung (3) Bulu kuduknya kembali merinding. Dia mulai waswas. Terlebih, aroma wangi pun tercium di dalam kamar, seiring suara aneh yang didengarnya saat menuju kampung ini.
Ifrit Mengingkari Janji pada Ki Blendo Jin Penunggu Kampung (2) Sementara wajah bayi itu sangat aneh, bibirnya tidak horizontal tapi vertikal. Saat dia menangis, dua taring tajam muncul dari bibirnya.
Ifrit Mengingkari Janji pada Ki Blendo Jin Penunggu Kampung (1) Mata nenek tersebut seperti mau copot. Bahkan mata kirinya sudah keluar. Hanya menggantung pada semacam urat. Darah yang hampir kering masih ada di lobang matanya.
Ifrit Istri Saya Seorang Parakang IX Cerita Sebelumnya: Istri Saya Seorang Parakang VIII Cermis.id- Sebelum berangkat menemui Aru, Bajo meminta mengambil garam yang telah dibaca-bacai untuk ditaburkan di beberapa sisi rumah. Di kedua sisi tangga,
Ifrit Puluhan Tahun Diikuti Hantu Bule Hantu perempuan itu melayang membelakangi Dewi, kemudian keluar menembus pintu.
Ifrit Tugas Rutin, Membukakan Pintu untuk Pocong Tapi, saat pintu kubuka, aku hampir saja pingsan, karena sosok putih itu, ternyata pocong yang berdiri di depan pintu. Dini yang berada di belakangku, terpekik melihatnya.
Kriptozoologi Teror Anjing Jadi-jadian Pada Perempuan Muda (2) Aku sedikit curiga dengan luka itu. Sebab, masih terbayang di ingatanku, saat aku melemparkan bambu runcing pada anjing hitam di rumah Pak Jamiun. Bambu runcingku mengenai telinga kanan anjing itu.
Kriptozoologi Teror Anjing Jadi-jadian Pada Perempuan Muda (1) Mulai dari warga yang tiba-tiba hilang, hingga kematian tak wajar pada beberapa perempuan-perempuan berusia muda.
Ifrit Dendam Anak-Anak Tumbal Pembangunan Jembatan Mereka masing-masing memegang satu orang anak, kemudian memasukkan pada tiang berdiameter sekitar satu meter. Lalu, mengecornya dengan campuran semen dan pasir.
Mistik Istri Saya Seorang Parakang VIII Kami terus menyusuri jalan perkampungan. Di sisi kiri dan kanan kami, kondisi masih sepi. Hanya beberapa orang tua yang tertatih menuju masjid untuk salat subuh.
Mistik Boneka Kayu Pembawa Petaka (Tamat) Bersamaan dengan matinya televisi, lampu kamarnya kembali menyala, dan Laksmi melihat sesosok nenek-nenek berdiri menatapnya. Rambutnya putih awut-awutan, dengan tongkat berkepala ular, berwarna hitam.
Ifrit Gagalnya Pembalasan Dendam Bahureksa Ageng Malam semakin larut, saat Aya selesai dengan salah satu ritualnya. Udara cukup dingin, dengan langit yang kelam.
Ifrit Membunuh Hantu Bahureksa Ageng Suara burung malam menambah mencekamnya suasana. Angin yang berhembus cukup kencang dan dingin, menggoyangkan daun-daun dan pepohonan.
Ifrit Satu Keluarga Jin Masuk dalam Tubuhku Sungguh, aku tak berniat membuka luka siapa saja yang ditinggalkan korban dengan mengaitkan kematiannya dengan makhluk kecil yang diobrolkan temanku. Aku mengisahkan apa yang memang kami alami.
Ifrit Hantu-Hantu di Menara Saidah (Tamat) "Tolong pasangkan kepalaku yang ada dalam kantong itu. Aku tidak bisa memasangnya sendiri," kata suara yang ternyata berasal dari kantongan yang kupegang.
Ifrit Hantu-Hantu di Menara Saidah (1) Aku mencoba untuk membukanya kembali. Namun pintu itu terkunci. Entah siapa yang menguncinya dan bagaimana. Aku yakin sekali, tadi tidak ada anak kunci yang terselip di lubangnya, baik di dalam maupun di luar ruangan.
Mistik Tiga Malam di Kerajaan Ratu Baine Eja (Tamat) Ular itu hanya beberapa meter di belakangku. Aku terus berlari sambil menengok ke belakang. Berharap agar ular itu tidak mengejarku. Tapi harapan itu sia-sia. Dia semakin dekat.
Mistik Boneka Kayu Pembawa Petaka Dia kemudian menusukkan paku pada boneka kayu itu, menghujam-hujamkam pada bagian perut, mata, kemaluan, dan beberapa tempat lain.
Ifrit Istri Saya Seorang Parakang VII “Kemungkinan besar, isterimu sedang dalam bahaya dan ia mengirim pesan untuk ditolong.” Ungkap Bajo dengan tenang dan tatapan lurus.
Mistik Demonstran Tumbal Pemuja Kekuasaan "Kau harus menyelesaikan dua tumbal lainnya sebelum tahun ketiga kau menjabat. Jika tidak, karirmu akan hancur,"
Mistik Ceramah di Pemakaman Desa Dia memandang ke sekeliling komplesk pemakaman, dan melihat buku bersampul cokelat miliknya berada di tembok pembatas makam.
Mistik Tiga Malam di Kerajaan Ratu Baine Eja (3) Jika aku mau menerima tawaran ratu, untuk menjadi pengawalnya, nantinya aku akan menjalani ritual dan melepaskan ragaku. Para pengawal ratu akan mengirim ragaku ke daratan.
Mistik Tiga Malam di Kerajaan Ratu Baine Eja (2) Aku terpekik kecil, saat kulihat seekor ular berwarna kuning gading tiba-tiba melilit teralis jendelaku. Matanya berwarna hijau terang, dengan satu tanduk pada bagian tengah kepalanya.
Ifrit Tiga Malam di Kerajaan Ratu Baine Eja (1) Rambutnya yang panjang terurai. Mahkota di atasnya menunjukkan bahwa dia adalah ratu. Tangannya diletakkan di atas paha, dengan beberapa gelang emas yang menghiasi.
Ifrit Tumbal Pengasihan Nyi Selasih Tempuran (Tamat) Dua hari kemudian, Wulan mendengar kabar bahwa Santo tewas di tempat kerjanya. Kepala Santo remuk akibat dijatuhi tiang listrik dari beton, yang ada di kantornya.